P5 FASE D BANGUNLAH JIWA DAN RAGANYA TOPIK MENGATASI TREND BULLYING
DIKALANGAN REMAJA
6 Jenis Bullying pada Remaja serta Tanda dan Cara
Menghadapinya
Bullying atau
perundungan pada remaja bisa terjadi di mana saja dan pada siapa saja, termasuk
anak Anda. Maka dari itu, orangtua perlu mengetahui tanda-tanda bullying pada
anak dan hal yang perlu dilakukan jika itu sampai terjadi. Yuk simak penjelasan
lengkap mengenai penyebab, jenis, sampai cara mengatasi bullying pada
remaja ini.
Apa itu bullying?
Dikutip dari American Academy of Child & Adolescent Psychiatry,
istilah bullying merujuk pada arti kata perundungan,
intimidasi, atau penindasan.
Bila didefinisikan, bullying adalah
perilaku agresif yang dilakukan seseorang atau kelompok tertentu yang
menargetkan orang atau kelompok lain dengan tujuan mengintimidasi.
Meski bisa terjadi pada semua rentang usia, bullying paling
sering terjadi saat anak berada di fase remaja.
Perilaku ini biasanya dilakukan oleh individu atau
kelompok yang lebih kuat pada yang lebih lemah. Selain itu, kejadian ini
umumnya terjadi secara berulang atau terus menerus.
Tindakan ini juga mempunyai niat untuk memberikan rasa
sakit hati dan tidak nyaman baik secara fisik mapun emosional.
Perlu diketahui bahwa perundungan berbeda dengan
pertengkaran anak biasa. Perundungan bukan hanya menyerang fisik tetapi juga
kejiwaan atau mental seseorang.
Orang yang menjadi korban bully biasanya
memiliki suatu hal yang dirasa tidak umum oleh pelaku bully.
Umumnya anak yang menjadi korban bully ialah
yang kurang populer mempunyai fisik yang tidak sempurna, preferensi seksual
yang berbeda, atau dari kondisi ekonomi bawah.
Namun, tidak menutup kemungkinan orang-orang yang populer
di sekolah dan dari kalangan atas terkena bully karena misal
ia cenderung arogan sehingga tidak disukai.
Jenis-jenis bullying pada remaja
Fenomena perundungan atau bullying adalah
salah satu masalah yang hingga saat ini belum bisa diberantas secara
menyeluruh.
Pasalnya, perundungan bisa terjadi di mana saja baik di
sekolah, tempat les, bahkan di rumah.
Pada banyak kasus, korban perundungan tidak berani
memberitahu siapa pun tentang kondisi yang dialaminya karena diancam oleh
pelaku.
Ada jenis-jenis bullying yang mungkin
dialami anak dan perlu diketahui oleh orangtua, di antaranya adalah sebagai
berikut.
1. Bullying fisik
Biasanya perundungan fisik adalah salah satu
dari jenis bullying pada remaja yang paling mudah dikenali.
Sering kali, yang menjadi korban akan menerima berbagai perlakuan fisik
yang kasar.
Menurut National Center Against Bullying, jenis
perundungan fisik bisa berupa menghalangi jalan korban, menyandung, mendorong,
memukul, menjambak, hingga merusak barang.
Perhatikan apabila pada tubuh anak sering
muncul luka atau memar tanpa alasan yang jelas. Biasanya anak yang menjadi
korban enggan untuk mengakui bahwa dirinya ditindas secara fisik.
Hal ini disebabkan karena takut dianggap tukang mengadu
atau diancam oleh pelaku bullying. Maka, anak mungkin akan menjawab
bahwa luka tersebut didapat saat main basket atau jatuh dari tangga.
2. Bullying verbal
Salah satu dari jenis bullying pada
remaja lainnya adalah perundungan verbal. Tindakan ini bisa dilakukan dengan
kata-kata, pernyataan, julukan, dan tekanan psikologis yang menyakitkan atau
merendahkan.
Dampak dari perundungan secara verbal mungkin tidak
terlihat secara langsung. Maka dari itu, pelakunya tidak akan ragu untuk
melontarkan ucapan yang tidak pantas secara terus-menerus.
Biasanya, hal ini dilakukan ketika tidak ada saksi atau
orang lain yang lebih tua.
Perundungan jenis ini biasanya ditujukan pada anak yang
fisik, penampilan, sifat, atau latar belakang sosialnya berbeda dari anak-anak
yang lain.
Tak jarang satu dari jenis perundungan ini dialami oleh
anak yang gemuk, minderan, atau prestasinya di sekolah kurang tampak.
3. Tindakan pengucilan
Jenis perundungan lainnya yang juga cukup sering terjadi
yaitu pengucilan.
Anak Anda tidak disakiti secara fisik maupun verbal,
tetapi justru dimusuhi dan diabaikan oleh lingkungan pergaulannya.
Anak akan kesulitan mencari teman, karena biasanya pelaku
punya pengaruh yang cukup kuat untuk membujuk orang lain mengucilkan si korban.
Biasanya, anak yang mengalami jenis perundungan ini
sering menyendiri, mengerjakan tugas kelompok seorang diri dan tidak pernah
bermain bersama teman-teman di luar jam sekolah.
4. Cyberbullying
Faktanya, bullying tak hanya terjadi di
dunia nyata. Sekarang ini, bullying di dunia maya atau cyberbullying umum
terjadi.
Artinya, jenis perundungan ini tidak dilakukan di
lingkungan sekolah atau kehidupan sehari-hari secara langsung, tetapi di dunia
maya melalui internet.
Umumnya media yang digunakan untuk melakukan perundungan
di dunia maya yaitu media sosial, aplikasi chatting, atau surat
elektronik (e-mail).
Mengingat sifatnya yang bebas, anak Anda mungkin menerima
perundungan dari orang yang tidak dikenalnya atau orang dengan nama pengguna (username)
samaran.
Perundungan yang terjadi biasanya berupa hinaan atau
sindiran. Bisa juga berupa gosip tentang anak Anda yang disebarkan melalui
media sosial.
Ciri-ciri anak yang menjadi korban cyberbullying adalah
sering menghabiskan waktu di dunia maya tetapi tampak sedih atau tertekan
setelahnya.
5. Bullying seksual
Jika anak Anda sudah memasuki usia remaja awal, jenis
perundungan ini lebih mungkin dialami.
Pelaku perundungan akan mengomentari, menggoda, berusaha
mengintip, bahkan menyentuh korban secara seksual.
Dalam beberapa kasus, perundungan seksual termasuk dalam
tindakan kriminal yaitu pelecehan atau kekerasan seksual, yang
memungkinkan pelaku ditindak secara hukum.
Kebanyakan korban dari jenis perundungan seksual adalah
anak perempuan, meskipun tak menutup kemungkinan anak laki-laki juga
mengalaminya.
Contoh perundungan seksual pada remaja
Tak hanya itu, perundungan seksual pada
remaja adalah jenis bullying dengan cakupan yang cukup luas,
seperti:
• menyebarkan foto korban yang bersifat sensual dan
pribadi,
• mengambil foto korban diam-diam dengan tujuan memuaskan
gairah seksual pelaku, atau
• memaksa korban menonton atau melihat hal-hal yang
berbau pornografi.
6. Bullying antar saudara
Jenis bullying lainnya yang bisa terjadi
pada remaja adalah perundungan dari saudara terdekat.
Hal ini bisa terjadi ketika ada salah satu pihak yang
merasa bahwa ia diperlakukan kurang baik dibandingkan dengan adiknya.
Remaja yang pernah dirundung pada masa kecilnya dilaporkan
cenderung lebih rentan mengalami masalah mental sewaktu dewasa.
Inilah bahaya bullying di rumah yang
perlu lebih diwaspadai setiap orangtua.
Tanda-tanda bullying pada remaja
Tidak ada cara mudah untuk benar-benar mengetahui apa
benar anak menjadi korban bullying di sekolah.
Banyak tanda dan gejala yang ditunjukkan anak korban
perundungan mirip dengan tipikal perilaku remaja pada umumnya.
Namun apabila terlambat disadari, tak menutup kemungkinan
anak remaja Anda mengalami depresi.
Berikut adalah beberapa tanda-tanda bullying pada
remaja yang perlu diperhatikan orangtua.
• Perubahan sikap seperti jadi tidak minat makan,
pendiam, dan mudah tersinggung.
• Anak tidak pernah membicarakan soal pertemanannya di
sekolah atau marah ketika Anda menanyakannya.
• Mengalami gangguan tidur seperti tidur larut malam
atau bahkan tidak tidur sama sekali.
• Menarik diri dari pergaulan serta muncul ketakutan
terhadap lawan jenis.
• Menjadi sangat protektif terhadap alat-alat elektronik
yang dimilikinya seperti ponsel atau komputer.
• Nilai mata pelajaran perlahan menurun.
• Terjadi krisis percaya diri serta gaya
berpakaian berubah.
• Timbul luka memar di wajah, tangan, punggung, dan
bagian tubuh lainnya secara tiba-tiba.
Intinya, waspadai perubahan sikap drastis yang terjadi
pada anak Anda dan jangan sungkan untuk bertanya padanya.
Hal yang bisa dilakukan orangtua ketika anak menjadi
korban bullying
Kebanyakan remaja yang mengalami perundungan tidak
mengerti sepenuhnya apa yang terjadi.
Mungkin ketika merasa tertindas, mereka akan merasa
ketakutan atau bahkan marah tanpa tahu harus melampiaskan pada siapa.
Itulah pentingnya menyadari sejak dini tanda-tanda anak
jadi korban bullying.
Hal ini dimaksudkan agar orangtua bisa mendampingi dan
mencari solusi sebelum kondisinya bertambah parah.
Berikut langkah yang perlu diambil saat bullying terjadi
pada anak remaja Anda.
1. Bantu anak untuk mencari solusi bersama
Bullying yang terjadi pada remaja biasanya membuat
anak merasa tidak berdaya, ketakutan, dan putus asa hingga depresi. Penting
bagi Anda untuk meyakinkan ia untuk mencari jalan keluarnya bersama-sama.
Jangan memaksa atau mengancam saat menghadapi anak korban
bullying untuk menceritakan detail jika ia keberatan atau merasa tersiksa
menceritakannya.
Lebih baik mulai dari bagaimana hubungannya dengan
teman-teman di sekolah, apakah ia merasa cocok dengan teman-teman, atau apakah
ia memiliki keinginan untuk pindah sekolah.
2. Berikan dukungan dan semangat pada anak
Pastikan bahwa kondisi di rumah cukup tenang, mendukung,
dan aman buat anak. Ketika anak bercerita soal pengalamannya yang tidak
mengenakkan ini, dengarkan dengan tenang dan sabar.
Berikan keyakinan bahwa Anda akan selalu ada untuk
mendukungnya dalam menghadapi masalah ini.
Sampaikan juga padanya bahwa Anda tidak marah atau kecewa
padanya. Jangan lupa yakinkan bahwa ini bukan salahnya.
3. Kumpulkan bukti untuk pihak berwenang
Jika bullying yang dilakukan terbukti
secara fisik dan seksual, jangan ragu untuk membicarakan masalah ini dengan
pihak sekolah.
Jangan biarkan anak Anda terus-terusan mendapat
perundungan hanya karena Anda merasa tidak enak untuk membicarakannya dengan
pihak sekolah.
Pasalnya, perundungan dapat mengakibatkan berbagai
masalah mulai dari gangguan makan, gangguan tidur, hingga depresi jika
dibiarkan terlalu lama tanpa penyelesaian.
Ketika anak menghadapi kasus bullying, simpan
semua bukti yang ada bahkan lakukan visum jika diperlukan. Kemudian, tunjukkan
pada pihak sekolah.
Anda juga bisa meminta bantuan dari pihak sekolah beserta
kepolisian untuk menindak kasus tersebut jika sudah menyangkut fisik dan
seksual.
4. Bangun kembali kepercayaan diri anak
Sangat wajar jika anak sangat ketakutan, cemas, marah,
dan sedih dalam waktu yang bersamaan.
Sebagai orangtua, peran Anda dibutuhkan untuk membuatnya
tenang dan mengembalikan kepercayaan dirinya.
Ajari anak Anda untuk melawan hinaan atau ejekan dari
pelaku dengan cara yang dewasa.
Sebagai contoh, dengan mengatakan, “Jangan mengejekku
seperti itu,” atau, “Daripada menghina orang lain, lebih baik cari kegiatan
lain saja sana,” sambil menatap mata pelaku.
Intinya, bullying bukan sekadar
“permainan” anak di usia remaja. Ada dampak bullying yang bisa
terjadi bahkan dapat berakibat fatal pada kondisi mental korbannya.
Untuk itu, jangan ragu untuk bertanya pada anak jika
sikapnya berubah cukup drastis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar