MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
FASE : D
MATERI POKOK : PLSV
PERTEMUAN : KE 4 DARI 4
GURU PENGAMPU : SARI BUDI UTAMI, S.Pd
WAKTU PEMBELAJARAN : 2 X 40 MENIT
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Di akhir fase D peserta didik dapat mengenali, memprediksi dan menggeneralisasi pola dalam
bentuk susunan benda dan bilangan. Peserta didik dapat menyatakan suatu situasi ke dalam
bentuk aljabar.
Peserta didik dapat menggunakan sifat-sifat operasi (komutatif, asosiatif, dan distributif
untuk menghasilkan bentuk aljabar yang ekuivalen.
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengukuti kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery Learning, dengan metode literasi, eksperimen, praktikum, dan presentasi dengan menumbuhkan sikap
1 . Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa
2. Bergotong royong
3. Berkebinekaan global
4. Mandiri
5. Bernalar Kritis, dan Kreatif
Maka peserta didik Diharapkan dapat
- Pengertian PTSLV
- Persamaan yang ekuivalen
Assalamualaikum anak- anak yang sholeh sholehah....
Apa kabarnya hari ini ?
Semoga kita semua dalam lindungan Allah SWT Aamiin.....
Dan jangan lupa tetap selalu menjaga kesehatan nya ya nak.
Baiklah sebelum kita melaksanakan pembelajaran di pagi ini, alangkah baiknya kita awali dengan melaksanakan sholat dhuha dan murojaahnya terlebih dahulu ya nak, dan tak lupa setelah itu pembacaan asmaul husna dan doa belajar ya supaya ilmu yang dipelajari hari ini akan bermanfaat, mudah diterima dan akan berkah ilmunya
Baiklah sebelum kita melanjutkan materi selanjutnya ayo kita ulangi sedikit materi minggu lalu yaitu tentang pengertian persamaan linier satu variabel. Pertemuan kali ini kita akan memasuki materi tentang Pertidaksamaan Linier Satu Variabel
Pertidaksamaan Linear Satu Variabel (PTLSV)
Sekarang anak anak sudah paham kan sama persamaan linear satu variabel yang dijelaskan minggu lalu, Hari ini kita akan kenalan juga dengan pertidaksamaan linear satu variabel (PLTLSV).
Bentuk Umum Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
Pertidaksamaan linear satu variabel memiliki bentuk umum seperti berikut.
ax + b < c dengan tanda pertidaksamaan menyesuaikan, misalnya “<”, “>”, “≤” atau “≥”
Keterangan:
a = koefisien x;
x = variabel; dan
b, c = konstanta.
Persamaan itu identik dengan simbol ‘=’ (sama dengan). Tapi kalau pertidaksamaan. Tanda berikut ini yang dipakai buat contoh soal pertidaksamaan linear satu variabel.
Jika di lihat > di pertidaksamaan x > 5, maka x adalah angka yang lebih besar dari 5,
jika x ≥ 5 maka, nilai x adalah angka yang lebih besar dari 5, termasuk juga 5 itu sendiri.
Sama seperti persamaan linear satu variabel, pertidaksamaan linear satu variabel juga merupakan kalimat terbuka, di mana belum diketahui kebenarannya, dan juga pada PTLSV juga berlaku keharusan yang sama pada ruas kiri maupun ruas kanan.
Sifat-Sifat Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
Adapun sifat-sifat pertidaksamaan linear satu variabel adalah sebagai berikut.
Tanda Pertidaksamaan Tidak Berubah dengan Operasi Penjumlahan dan Pengurangan
Untuk menyelesaikan pertidaksamaan linear satu variabel, terkadang kamu harus melakukan operasi penjumlahan atau pengurangan pada kedua ruas dengan suku yang sama. Operasi semacam ini tidak akan mengubah tanda pertidaksamaan, ya. Perhatikan contoh berikut.
2x + 3 > 4 kedua ruas dikurangi 3
2x + 3 – 3 > 4 – 3
2x > 1
x > ½
Lalu, mengapa harus dilakukan pengurangan atau penjumlahan kedua ruas dengan bilangan yang sama? Langkah itu bertujuan untuk membentuk pertidaksamaan yang ekuivalen dan sederhana.
Tanda Pertidaksamaan Tidak Berubah dengan Operasi Perkalian Bilangan Positif
Jika suatu pertidaksamaan linear satu variabel dikalikan dengan bilangan positif yang sama di kedua ruasnya, maka tanda pertidaksamaannya juga tidak akan berubah. Perhatikan contoh berikut.
15x < 4, dengan x himpunan bilangan asli
Untuk menyelesaikan pertidaksamaan tersebut, kalikan kedua ruas dengan 5, sehingga diperoleh:
15x × 5< 4 × 5
x <20
Tanda Pertidaksamaan Akan Berubah dengan Operasi Perkalian Bilangan Negatif
Jika kedua ruas pertidaksamaan dikalikan bilangan positif yang sama, maka tanda tidak akan berubah. Ternyata, kondisi semacam itu tidak berlaku untuk perkalian dengan bilangan negatif. Jika dikalikan dengan bilangan negatif yang sama, tanda pertidaksamaan harus dibalik, dari yang awalnya “<” menjadi “>”, “>” menjadi “<”, “≤” menjadi “≥”, “≥” menjadi “≤”. Perhatikan contoh berikut.
-2x + 3≤ 5 kedua ruas dikurangi 3
-2x + 3 – 3 ≤ 5 – 3
-2x ≤ 2 kedua ruas dikali -12
-2x × (-12)≤ 2 × (-12)
x ≥ -1 (tanda berubah dari “≤” menjadi “≥”)
Contoh
1. Misalnya 2x – 6 > 0, kita coba kerjakan dengan pengerjaan di kedua sisi.
2. Heru memiliki 100 butir kelereng dan Roni memiliki 150 butir kelereng. Oleh karena suatu hal, keduanya memberikan kelereng-kelereng tersebut pada Kiki dengan jumlah yang sama. Jika sisa kelereng yang dimiliki Roni sekurang-kurangnya dua kali sisa kelereng Heru, berapakah total kelereng maksimal yang diterima Kiki?
Pembahasan:
Mula-mula, kamu harus mengubah soal tersebut dalam bentuk pertidaksamaan linear satu variabel. Misal, jumlah kelereng yang diberikan pada Kiki = x, sehingga:
Jumlah kelereng Roni – x ≤ 2 (Jumlah kelereng Heru – x)
150 – x ≤ 2 (100 – x)
150 – x ≤ 200 – 2x
–x + 2x ≤ 200 – 150
x ≤ 50
Artinya, jumlah kelereng maksimal yang diberikan Heru dan Roni pada Kiki adalah 50.
Jadi, total kelereng maksimal yang diterima Kiki adalah 50 + 50 = 100.
Untuk latihan silahkan anak anak kerjakan yang ada di buku paket ya
KESIMPULAN
DEmikianlah materi hari ini semoga bermanfaat buat kita semua, jika ada yang belim paham silahkan bertanya secara langsung atau lewat kolom komentar ya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar